Sabtu, 06 Februari 2016

CERPEN KHAYAL KU

Kekasih Ku Tak Mengenal Ku
 Karya : Nelfi Junita

 Episode 1...

Berumah tangga bukanlah hal yang mudah bagi setiap pasangan. Termasuk  dengan pernikahan ku yang terkadang buruk dan baik. Pertengkaran memang tak pernah terjadi tetapi masa-masa indah yang ku lalui bisa dihitung dengan jari ini. Aku tak tau sosok apa yang ada pada ku dan suamiku. Kami bahkan pasangan yang baik-baik saja, perjalanan berumah tangga kami tenang, aman, dan damai. Setiap peristiwa yang ku lalui sungguh menyenangkan, tak ada yang aneh ataupun hal-hal yang mengherankan di rumah tangga ku.

Awal cerita kisah pernikahan dari peristiwa perjodohanku dengan suami waktu dulu. Usia ku dengan suami ku memang sangat dekat hanya satu tahun saja. Pernikahanku mungkin termasuk salah satu pernikahan dini yang dibiasanya dikatakan orang-orang. Memang, aku menikah pada usiaku masih 21 tahun dan suami ku 22 tahun. memang jarang sekali zaman sekarang pernikahan seperti ini terjadi. Aku hanyalah seorang sarjana (S1) dan suami pekerjaan yang cukup mapan. Pernikahanku bukanlah pernikahan karena kecelakaan tetapi karena ikatan keluarga yang sudah saling dekat. Aku dari dulu memang ingin dijodohkan. karena menurutku sulit rasanya menjalin cinta yang sangat rumit itu. Kepalaku hampir pecah rasanya memikirkan hal tersebut. Maka dari itu aku ingin dijodohkan. Beda dengan suami yang tidak mau dijodohkan tetapi pasrah terhadap pilihan orang tuanya.

Suami ku memang orang yang sangat cuek dan membosankan terhadap diriku, tetapi sangat menyenangkan dan humoris bagi teman-teman rekan kerjanya di kantor. Aku pun tak tahu apa yang membuat nya seperti itu terhadap diri ku.Selama pernikahanku aku belum pernah mengetahui alasannya mengapa dia begitu kepadaku. Dia tak pernah menjawab pertanyaan ku dan hanya berkata "tak ada yang membuatnya tak bahagia". Karena aku sudah lelah aku tak pernah mempertanyakan lagi pertanyaan itu padanya.

Bersambung .....

PUISI KU

Aku Tak Mampu Aku
Karya : Nelfi Junita

Aku memang tak mampu
Tak mampu mengucapkan kata "sayangku"
Tak mampu mengucapkan kata "cintaku"
Tak mampu mengucapkan kata "kasihku"
Tak mampu mengucapkan kata "rinduku"

Aku pun terkadang tak mampu menunjukkan rasa ku
Pada orang-orang yang ku sayang
Pada orang-orang yang ku cinta
Dan pada orang-orang yang selalu aku rindukan

Aku memang orang yang berbeda
Aku sulit menunjukkan rasa ku itu
Rasanya ingin menangis terkadang melihat kelakuanku sendiri
Aku juga tak paham dengan tingkah laku ku

Aku bukan tak mau tapi aku tak mampu
Ketika dalam hati serasa ingin ku tunjukkan itu
Tapi aku tak mampu

Kadang aku merasa orang paling berdosa
Ucapan ku menyayat hati dan perasaan ku sendiri
Aku berharap bila suatu saat nanti mereka pasti akan pahan dan mengerti perasaanku yang sebenarnya
PASTI

Kamis, 10 Desember 2015

PERBANDINGAN BUKU MORFOLOGI

MEMBANDINGKAN BUKU BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XII

NAMA           : NELFI JUNITA
NPM               : 146210342
KELAS          : 3F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2015                                                                                                                           

MEMBANDINGKAN BUKU BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XII

1.      BUKU I
A.    Identitas Buku I
1.      Judul Buku      : Bahasa Indonesia
2.      Penulis             : Seni Handayani, Tetty Nurhayati, Budhi Prastyati, dan                                Wildan
3.      Penerbit           : Grafindo
4.      Tahun Terbit    : 2014
5.      Tebal Buku      : 250 halaman
6.      Materi              : Mengapresiasi Pembacaan Puisi Lama, halaman 65-67

B.     Isi Buku
Pada materi belajar dalam buku ini terdapat salah satu materi yang akan saya bandingkan materinya dengan buku yang lain. Materi yang akan dibandingkan ini terdapat pada halaman 65-67 yang berjudul “Mengapresiasi Pembacaan Puisi Lama”. Kata kunci yang terdapat dalam buku ini khususnya pada materi ini yaitu, syair, pantun, bait, baris, lafal, intonasi, ekspresi.

Isi materi yang dibahas dalam buku ini adalah sebagai berikut;
a)      Pengertian puisi lama merupakan puisi peninggalan Sastra Melayu Lama. Puisi lama terdiri atas, puisi asli, dan puisi pengaruh asing. Pantun adalah satu contoh puisi asli masyarakat Melayu, sedangkan syair adalah contoh puisi lama dengan pengaruh asing yaitu, bahasa Arab.
b)      Karakteristik puisi lama yaitu, (1) sangat terikat pada aturan-aturan yang mencakup jumlah baris dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap baris, irama, dan sajak (pengulangan bunyi), (2) peninggalan sastra Melayu lama.
c)      Terdapat pula karakterstik pantun yang disajikan di dalam buku ini.
d)     Terdapat soal latihan untuk lebih memahami maksud dari puisi lama, akan tetapi contoh yang diberikan hanya beberapa pantun saja. Lalu, siswa disuruh mendengarkan dengan seksama pantun yang dibacakan oleh temannya. Dan beberapa soal latihan lainnya yang masih berhubungan dengan materi dalam buku ini.

C.    Keunggulan Buku
Keunggulan yang terdapat di dalam buku ini yaitu, pembahasan yang disampaikan mengenai puisi lama sangat singkat, padat, dan jelas. Isi materinya pun mudah dipahami, bahasa baku yang digunakan dapat dimengerti siswa, terdapat salah satu di dalam buku ini di pojok kiri buku mengenai sedikit informasi yang sangat erat hubungannya mengenai materi yang disampaikan dalam buku ini, dan soal latihan dengan contoh yang dimana siswa berperan secara langsung atau ikut serta dalam memahami pembacaan puisi lama tersebut.

D.    Kelemahan Buku
Kelemahan yang terdapat di dalam materi ini yaitu, pembahasan materi yang disampaikan tidak secara rinci walaupun jelas, terlalu sederhana, hanya menggunakan satu contoh dalam memahami materi ini dan contohnya pun hanya pantun. Di dalam kata kunci terdapat syair dan syair tidak ada dalam pembahasan buku ini, sehingga materinya pun kurang jelas dalam memberikan penjelasan mengenai puisi lama.

2.      BUKU II
A.    Identitas Buku II
1.      Judul Buku      : Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku
2.      Penulis             : Atep Tatang, Maman, dkk
3.      Penerbit           : Tiga Serangkai
4.      Tahun Terbit    : 2012
5.      Tebal Buku      : 292 halaman
6.      Materi              : Menanggapi Pembacaan Puisi Lama, halaman 6-12

B.     Isi Buku
Isi buku materi yang disampaikan di dalam buku ini mengenai puisi lama. Dengan judul “Menanggapi Pembacaan Puisi Lama”, halaman 6-12. Puisi Indonesia lama dipengaruhi oleh puisi Melayu Klasik yang mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan orang atau masyarakat pada zaman itu. Banyaknya bentuk puisi lama seperti, mantra, seloka, gurindam, peribahasa atau peribahasa berirama, pantun dan syair. Namun bentuk yang paling banyak adalah pantun dan syair.

Di dalam buku ini menyampaikan pengertian bentuk-bentuk dari puisi lama, menyampaikan contoh dari bentuk puisi lama, serta beberapa soal latihan yang terdapat di dalam buku ini. Kata kunci yang terdapat di dalam buku ini yaitu, puisi lama, mantra, seloka, gurindam, peribahasa berirama, pantun, syair, lafal, intonasi, ekspresi, dan gesture.

C.    Keunggulan Buku
Keunggulan buku ini materi yang disampaikan sangat jelas dan terperinci, pengertian dari setiap bentuk dari puisi lama, contoh yang diberikan pun sangat jelas dan mudah dipahami oleh siswa. Bahasa yang digunakan dalam buku isi mudah dipahami dan dimengerti. Materi yang disampaikan di dalam buku ini sangat jelas dan terperinci. Beberapa informasi yang disampaikan di dalam buku ini pun jelas dan mudah dipahami oleh siswa.

D.    Kelemahan Buku
Kelemahan buku ini terdapat pada bentuk soal yang diberikan. Bentuk soal yang diberikan di dalam buku ini sulit dipahami karena berbentuk kolom dan baris dan soal yang diberikan pun memakai rumus-rumus untuk menentukan nilai yang akan dihasilkan dalam menanggapi pembacaan puisi lama.

3.      PERBANDINGAN DARI DUA BUKU YANG BERBEDA
Berdasarkan resensi yang telah dibuat pada identitas buku I dan buku II tersebut dapat dibandingkan bahwa kedua buku tersebut memilki perbedaan yang cukup jauh. Adapun beberapa persamaan dan perbedaan dari kedua buku tersebut adalah sebagai berikut;
1)      Persamaan
a.       Membahas pembacaan puisi lama.
b.      Membahasa pengertian puisi lama.
c.       Sejarah puisi lama secara singkat.
d.      Bentuk-bentuk dari puisi lama.
2)      Perbedaan
a.       Buku I tidak membahas secara rinci, sedangkan buku II membahas secara rinci.
b.      Buku I hanya membahas pantun saja dan contoh pantun, sedangkan buku II membahas bentuk-bentuk puisi lama secara rinci beserta contohnya.
c.       Soal pada buku I mudah dipahami, sedangkan buku II sulit dipahami.
d.      Bahasa pada buku I lebih mudah untuk dipahami, sedangkan buku II mudah dipahami tetapi ada beberapa kata yang sulit dipahami.

Berdasarkan persamaan dan perbedaan dari duah buku di atas dapat kita ketahui bahwa buku II lebih bagus dan lebih baik digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran, sebab buku II memiliki pembahasan yang lebih rinci dan jelas, sehingga para siswa dapat memahami puisi lama secara baik. Siswa pun dapat memperdalam bentuk-bentuk dari puisi lama tidak hanya pantun saja yang dapat dipahami siswa, tetapi juga bentuk-bentuk lainnya dari puisi lama. Akan tetapi, bukan berarti buku I tidak bagus digunakan untuk lebih mendalami sebuah puisi lama selayaknya kita juga harus paham bentuk lainnya dari puisi lama tidak hanya pantun saja. Serta materi yang disampaikan oleh buku II lebih lengkap dibandingkan buku I. Sedangkan buku  I tidak secara lengkap menyampaikan pembahasan materi mengenai pembacaan puisi lama.

4.      ANALISIS KAJIAN MORFOLOGI MENGENAI AFIKSASI ( PEMBENTUKAN AJEKTIVA)
a.      BUKU I
Pada buku pertama ini kajian morfologi yang berkaitan dengan adjektiva berafiks hanya beberapa saja pada setiap paragraf buku ini.
1.      Dasar adjektiva berprefiks pe- : pembaca (baca).
2.      Dasar adjektiva berprefiks se- : setiap (tiap).
3.      Dasar adjektiva bersufiks –an : ungkapan (ungkap).
4.      Dasar adjektiva berprefiks ter- : terdiri (diri).
5.      Dasar adjektiva berkonfiks ke –an : -
6.      Dasar adjektiva berafiks me-kan : mengucapkan (ucap) dan memperlihatkan (lihat).
7.      Dasar adjektiva berafiks me –i : memiliki (milik) dan menanggapi (tanggap).

b.      BUKU II
Pada buku kedua ini kajian morfologi yang berkaitan dengan adjektiva berafiks hanya beberapa saja pada setiap paragraf buku ini.
1.      Dasar adjektiva berprefiks pe- : -
2.      Dasar adjektiva berprefiks se- : sebagai (bagai).
3.      Dasar adjektiva bersufiks –an : -
4.      Dasar adjektiva berprefiks ter- : terikat (ikat).
5.      Dasar adjektiva berkonfiks ke –an : kegunaan (guna), kehidupan (hidup), kejiwaan (jiwa), dan kekuatan (kuat).
6.      Dasar adjektiva berafiks me-kan : mengekspresikan (ekspresi), mengucapkan (ucap), dan mengiaskan (hias).
7.      Dasar adjektiva berafiks me –i : memengaruhi (pengaruh).

5.      SIMPULAN
Bahwa buku II lebih baik digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran karena lebih rinci dan jelas dibandingkan buku I yang tidak rinci dan hanya membahas pantun saja.

6.      SARAN
Untuk lebih memahami suatu pembacaan puisi lama sebaiknya dan seharusnya menggunakan dua buah buku atau lebih sehingga kita dapat lebih dalam lagi ilmu dan wawasan kita mengenai pembacaan puisi lama.

ANALISIS WACANA KRITIS

PEMBAGIAN KELAS KATA DALAM TERJEMAHAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 122-147



NAMA : NELFI JUNITA
NPM : 146210342
KELAS : 3 F
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEMBAGIAN KELAS KATA DALAM TERJEMAHAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 122-147
No.
Ayat
Terjemahan Surah Al-Baqarah
Kelas Kata

Verba
Nomina
Adjektiva
Adverbia
Konjungsi
Numeralia
Pronomina
1.
122
Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Ku-anugerahkan kepadamu dan Aku telah melebihkan kamu atas segala umat.
Ingatlah, melebihkan.
Bani Israil, anugerah, atas, umat.
Nikmat.
Telah, Akan.
Dan, yang, kepada.
Segala.
Hai, -Ku, Ku-, -mu, Aku, kamu.
2.
123
Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa’at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong.
Menggantikan, diterima, memberi, ditolong.
Hari, waktu, seseorang, tebusan, manfaat, syafa’at.
Takut, lain, sedikitpun.
Tidak, dapat, akan.
Dan, kepada, daripadanya.
Suatu.
Kamu, mereka.
3.
124
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim"
Ingatlah, diuji, lalu, menunaikan, berfirman, menjadikan, berkata, mohon.
Ketika, Ibrahim, kalimat, perintah, larangan, imam, manusia, keturunan, janji, mengenai, orang-orang.
-
Sesungguhnya, akan, juga, tidak.
Dan, dengan, bagi, dari, yang.
Beberapa, seluruh.
Aku, -mu, saya, -ku, -Ku, ini.
4.
125
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian makam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i`tikaaf, yang ruku` dan yang sujud".
Ingatlah, menjadikan, berkumpul, jadikanlah, bersihkanlah, tawaf, iktikaf, rukuk, sujud.
Ketika, rumah, tempat, manusia, sebagian, makam, Ibrahim, ismail, orang-orang.
Aman.
-
Dan, bagi, yang, untuk.
-
Kami, itu, -Ku.
5.
126
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".
Ingatlah, berdoa, jadikanlah, berikanlah, beriman, berfirman, paksa, menjalani, beri, kembali.
Ketika, Ibrahim, negeri, rezeki, buah-buahan, penduduk, antara, hari, kemudian, orang, kafir, kesenangan, siksa, neraka, tempat.
Aman, sentosa, seburuk-buruk.
-
Dan, yang, dari, kepada, di, sementara.
-
-Ku, ini, -nya, mereka, aku, itulah.
6.
127
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo`a): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"
Ingatlah, meninggikan, membina, bersama, berdoa, terimalah, mendengar, mengetahui.
Ketika, Ibrahim, dasar-dasar, Ismail, amalan.
Maha.
Sesungguhnya, lagi.
Dan, daripada, yang,.
-
Kami, engkaulah.
7.
128
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang
Jadikanlah, tunduk, patuh, tunjukkanlah, terimalah, tobat, penerima.
Orang, antara, anak, cucu, umat, cara-cara, tempat-tempat, ibadah, haji, penyayang.
Maha.
Sesungguhnya, lagi.
Yang, kepada, dan, di.
Berdua.
Kami, engkau.
8.
129
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Utuslah, membacakan, mengajarkan, mensucikan.
Rasul, kalangan, ayat-ayat, Al-Kitab, Al-Hikmah.
Maha, perkasa, bijaksana.
Akan, sesungguhnya, lagi.
Untuk, dari, yang, kepada, dan, serta.
Seorang.
Kami, mereka, engkau.
9.
130
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.
Ada, melainkan, memperbodoh, memilih, termasuk, berfirman.
Agama, Ibrahim, orang, diri,  dunia, akhirat.
Benci, sungguh, telah, sesungguhnya, benar-benar, saleh.
Tidak, sendiri.
Dan, yang, kepada, di.
-
-nya, kami, dia.
10.
131
Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".
Tunduk, menjawab.
Ketika, Ibrahim, alam.
Patuh.
-
Kepada.
Semesta.
-nya, aku.
11.
132
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam"
Mewasiatkan, berkata, memilih, memeluk.
Ibrahim, ucapan, anak, Yaqub, agama, islam.
Mati, dalam.
Telah, sesungguhnya, janganlah.
Dan, kepada, pula, hai, bagi, maka, kecuali.
-
Itu, -nya, demikian, -ku, ini, -mu, kamu.
12.
133
Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggal-ku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.
Adakah, hadir, berkata, menjawab, menyembah, tunduk.
Ketika, Yaqub, kedatangan, tanda, maut, anak, sembah, sepeninggalan,nenek, moyang, Ibrahim, Ismail, Ishaq.
Maha, Esa, patuh.
Akan, hanya.
Kepada, yang, dan, yaitu.
-
Kamu, -nya, apa, -ku, mereka, -mu, kami, -Nya.
13.
134
Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.
Adalah, lalu, minta, kerjakan.
Umat, usaha, pertanggungjawaban.
-
Telah, sudah, tidak, akan.
Yang, bagi, di,  dan.
-
Itu, -nya, -mu, kamu, apa, mereka.
14.
135
Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".
Berkata, menjadi, mendapat, katakanlah, mengikuti.
Penganut, agama, Yahudi, Nasrani, petunjuk, agama, Ibrahim, golongan, orang, musyrik.
Lurus.
Hendaklah, niscaya, tidak, bukanlah.
Dan, atau, bahkan, yang, dari.
-
Mereka, kamu, kami, dia.
15.
136
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Katakanlah, beriman, turun, beri, membedakan, tunduk.
Orang, mukmin, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub, anak, cucu, Musa, Isa, nabi, antara.
Patuh.
Serta, tidak.
Hai, dan, yang, di, kepada, dari, hanya.
Seorang.
Kami, apa, -nya, mereka, -Nya.
16.
137
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Beriman, mendapat, berpaling, berada, memelihara, mendengar, mengetahui.
Petunjuk, permusuhan.
Dalam, Maha,
Telah, sungguh, akan, lagi.
Maka, jika, kepada, yang, dan, dengan, dari.
-
Mereka, apa, kamu, -Nya, Dialah.
17.
138
Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.
Menyembah.
-
Lebih, baik.
Hanya.
Dan, yang, daripada.
-
Siapa, -nya, kepada, -Nya, kami.
18.
139
Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati,
Katakanlah, memperdebatkan, adalah, mengikhlaskan.
Amalan, hati.
-
Hanya.
Dengan, padahal, dan, bagi.
-
Apa, kamu, kami, Dia, kepada-Nya.
19.
140
ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Mengatakan, adalah, katakanlah, mengetahui, menyembunyikan, ada, tiada, kerjakan.
Orang-orang, Yahudi, Nasrani, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub, anak, cucu, penganut, agama, orang.
Lebih, lengah.
Sekali-kali.
Atau, hai, dan, bahwa, yang, daripada, dari, pada.
-
Kamu, -nya, apakah, siapa.
20.
141
Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.
Adalah, lalu, usaha, minta, pertanggungjawab, kerjakan.
Umat.
-
Telah, tidak, akan.
Yang, bagi, di, dan.
-
Itu, -nya, apa, -mu, kamu, mereka.
21.
142
Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (ummat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan ba-rat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.
Berkata, memalingkan, katakanlah, memberi.
Orang, akal, antara, manusia, umat, Islam, kiblat, dahulu, kepunyaan, timur, barat, petunjuk, kehendak, jalan.
Lurus.
Kurang, akan, telah.
Yang, di, dari, kepada, dan, ke.
-
-nya, apakah, mereka, Dia, siapa, -Nya.
22.
143
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
Menjadikan, menjadi, perbuatan, menetapkan, melainkan, mengetahui, mengikuti, membelot, terasa, amat, beri, menyia-nyiakan.
Umat, Islam, pilihan, saksi, atas, manusia, Rasul, Muhammad, menjadi, kiblat, sekarang, pemindahan, orang, petunjuk, iman, manusia, pengasih, penyayang.
Adil, nyata, berat, maha.
Telah, tidak, sungguh, akan, sesungguhnya, lagi.
Dan, pula, yang, agar, supaya, kecuali, bagi, oleh, dan.
-
Kami, kamu, -mu,  siapa, itu.
23.
144
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Melihat, mengadah, memalingkan, palingkanlah, berada, beri, mengetahui, berpaling, adalah, kerjakan.
Muka, langit, kiblat, arah, Masjidil haram, orang, Yahudi, Nasrani, Al Kitab, Taurat, Injil.
Sering, sukai, benar, lengah.
Sungguh, akan, saja, sesungguhnya,  memang, sekali-kali, tidak.
Ke, maka, yang, dan, di, bahwa, dari.
-
Kami, -mu, kamu, mana, -nya, apa, mereka.
24.
145
Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim.
Mendatangkan, beri, mengikuti, termasuk.
Orang, Yahudi, Nasrani, Al Kitab, Taurat, Injil, ayat, keterangan, kiblat, sebagian, keinginan, datang, ilmu, golongan, orang.
Lain.
Sesungguhnya, tidak, akan, setelah.
Dan, jika, kepada, yang, di, kalau.
Semua.
Kamu, mereka, -mu, begitu.
25.
146
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
Beri, mengenal, menyembunyikan, mengetahui.
Orang-orang, Yahudi, Nasrani, Al Kitab, Taurat, Injil, Muhammad, anak, sebagian, antara, kebenaran.
-
Telah, sendiri, sesungguhnya.
Dan, yang, seperti, di, padahal.
-
Kami, mereka, -nya,
26.
147
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
Adalah, termasuk.
Kebenaran, sebab, orang.
Ragu.
Jangan, sekali.
Dari, yang.
-
Itu, -mu, kamu.